Pepali Pitu, Ajaran Sosial Sunan Drajat Terpancar dari Undakan Makamnya

Lamongan — Di kompleks makam Sunan Drajat di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, terdapat tujuh undakan yang mencerminkan ajaran “Pepali Pitu” (tujuh dasar) dari Sunan Drajat. Ajaran ini mengandung pedoman moral dan sosial yang dirangkum dalam tujuh falsafah kehidupan. 

Menurut pemerhati budaya Lamongan, Navis Abdul Rouf, setiap pepali-pitu memiliki makna mendalam:

1. Membangun resep tyasing sasama — selalu berusaha membuat orang lain senang. 

2. Jroning suka kudu eling lan waspodo — ketika gembira, tetap ingat Tuhan dan waspada. 

3. Laksitaning subrata tan nyipta marang pringga bayaning lampah — dalam mengejar cita-cita tinggi, jangan terganggu oleh rintangan. 

4. Meper hardaning pancadriya — terus berjuang menahan gejolak hawa nafsu. 

5. Heneng-hening-henung — dalam keheningan dan diam, bisa tercapai kebebasan spiritual. 

6. Mulya guna panca waktu — memuliakan waktu dengan disiplin menjalankan salat lima waktu. 

7. Menehono teken marang wong kang wuto … — mengajarkan kepedulian sosial: memberi tongkat kepada orang buta, makanan kepada yang lapar, pakaian kepada yang tidak berpakaian, dan tempat berteduh kepada yang kehujanan. 

Navis menyatakan bahwa falsafah ketujuh menegaskan betapa ajaran sosial Sunan Drajat sangat kuat: manusia seharusnya saling tolong-menolong dan peduli terhadap sesama dalam kebutuhan dasar hidup.

Lebih lanjut, ajaran Pepali Pitu ini diproyeksikan secara fisik melalui struktur makam: terdapat tujuh undakan menuju makam yang masing-masing merepresentasikan satu dari tujuh pepali. 

Pepali Pitu menjadi bagian penting dari warisan spiritual Sunan Drajat. Selain sebagai pedoman kehidupan, ajaran ini menunjukkan kepedulian Sunan Drajat terhadap aspek sosial dan spiritual dalam masyarakat.

Kalau mau, bisa saya tambahkan data jumlah pengunjung makam per tahun atau profil pengelola makam untuk memperkuat artikel. Mau saya cek?