Tradisi Guyang Cekathak Resmi Jadi Warisan Budaya Nasional
Kudus- Tradisi Guyang Cekathak, warisan spiritual dari Sunan Muria yang berasal dari Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, kini resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) tingkat nasional oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.
Penetapan tersebut diumumkan melalui sidang Tim Ahli WBTB yang digelar beberapa waktu lalu. Tradisi ini dianggap memiliki nilai sejarah, spiritual, dan sosial yang tinggi, serta masih dilestarikan secara aktif oleh masyarakat setempat.
Makna dan Prosesi Guyang Cekathak
Guyang Cekathak merupakan tradisi tahunan yang digelar di Sendang Rejoso, sebuah sumber mata air yang diyakini sebagai tempat wudhu Sunan Muria. Dalam prosesi ini, masyarakat bersama pengurus Masjid dan Makam Sunan Muria memandikan cekathak—pelana kuda peninggalan sang wali.
Kata "guyang" berarti memandikan, sedangkan "cekathak" merujuk pada pelana kuda. Tradisi ini bukan sekadar ritual fisik, melainkan simbol penghormatan terhadap perjuangan dakwah Sunan Muria serta sarana ngalap berkah bagi masyarakat.
Plh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kudus, Jatmiko Muhardi, menyampaikan rasa syukur atas penetapan tersebut. Ia menilai pengakuan ini sebagai bentuk apresiasi terhadap kearifan lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun.
“Tradisi ini bukan hanya milik Kudus, tetapi juga bagian dari kekayaan budaya bangsa. Kami berharap generasi muda ikut menjaga dan melestarikannya,” ujarnya.
Prosesi Guyang Cekathak tahun ini dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari tokoh agama, perangkat desa, mahasiswa, hingga pedagang. Suasana penuh kebersamaan dan spiritualitas terasa kental sepanjang acara.
Dengan status sebagai warisan budaya nasional, tradisi Guyang Cekathak diharapkan mendapat perhatian lebih dalam hal dokumentasi, promosi, dan pengembangan. Pemerintah daerah berkomitmen untuk menjadikan tradisi ini sebagai bagian dari kalender budaya tahunan, sekaligus destinasi wisata religi yang memperkuat identitas Kudus sebagai kota santri.
Guyang Cekathak bukan sekadar ritual, melainkan cerminan nilai-nilai luhur yang mengakar dalam kehidupan masyarakat. Penetapan ini menjadi momentum penting untuk merawat warisan spiritual dan budaya yang telah hidup selama berabad-abad.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Ribuan Jamaah hadiri Puncak Haul Agung Sultan Raden Fattah ke-523 di Demak
Demak — Malam Puncak Haul Agung Sultan Raden Fattah ke-523 di Alun-alun Demak berlangsung khidmat dan dihadiri oleh ribuan jamaah dari berbagai daerah. Acara yang digelar sej
Masyarakat dan Pemerintah Bersama HadiriTahlil dan Ziarah Raden Fattah ke-523
Demak – Usai silaturahmi, rangkaian Haul Agung Raden Fatah Panotogomo bersama Perhimpunan Pemangku Makam Auliya (PPMA) Indonesia dilanjutkan dengan kirab ta'aruf bersama pem
Silaturahmi PPMA di Pendopo Demak
Demak – Perhimpunan Pemangku Makam Auliya (PPMA) Indonesia menggelar kegiatan silaturahmi di Demak pada Selasa (2/12). Kegiatan ini bertempat di pendopo Kabupaten Demak dalam rang
Rayakan Ta'sis Masjid, Pendaftaran Lomba MQK Turats Nusantara Resmi Dibuka
Kudus - Panitia Perayaan ta'sis Masjid Al-aqsha Sunan Kudus resmi membuka pendaftaran peserta Musabaqah Qiroatul Kutub (MQK) Turats Nusantara mulai Selasa (25/11) hingga 31 Dese
Pameran Keris dalam Rangka Haul Raden Fattah dan 20 Tahun Pengakuan UNESCO
Demak - Dalam rangkaian Haul Ageng Raden Fattah, terdapat agenda acara yang menarik, yakni Pameran Keris. Keris yang mana juga termasuk dalam budaya auliya dan raja akan dipamerkan
YM3SK Resmikan Markas Baru Turats Ulama Kudus
Kudus – Pengurus Turats Ulama Kudus (TUKU) resmi meresmikan kantor baru di Omah YM3SK 188, Senin (24/11). Peresmian ini sekaligus menjadi momentum penetapan sejumlah agenda kegiat
Masjid Agung Demak Gelar Haul Agung Raden Patah
Demak — Pemerintah Kabupaten Demak bersama masyarakat dan tokoh agama menggelar rangkaian kegiatan Haul Agung ke-523 Sultan Raden Patah Al Akbar Sayyidin Panotogomo, yang berlangs
Ajaran “Moh Limo” Sunan Ampel sebagai Solusi Moral di Tengah Maraknya Judi Online
Surabaya — Ajaran Moh Limo yang diwariskan Sunan Ampel kembali menjadi perhatian publik seiring meningkatnya kasus judi online di berbagai daerah. Ajaran moral tersebut memua
Sunan Ampel Ajarkan “Moh Limo” untuk Bentengi Masyarakat dari Perilaku Negatif
Surabaya, Jawa Timur — Ajaran moral Sunan Ampel, yang dikenal dengan istilah Moh Limo (“tidak mau lima hal”), kembali diperbincangkan sebagai nilai etika yang
Haul Akbar ke-515 Sunan Drajat Diwarnai Sunatan Massal di Lamongan
Lamongan — Peringatan Haul Akbar ke-515 Sunan Drajat kembali digelar pada Rabu, 17 Februari 2025 di kompleks Ndalem Sunan Drajat, Lamongan. Acara tahunan ini tidak hany