Ribuan Jamaah hadiri Puncak Haul Agung Sultan Raden Fattah ke-523 di Demak

Demak — Malam Puncak Haul Agung Sultan Raden Fattah ke-523 di Alun-alun Demak berlangsung khidmat dan dihadiri oleh ribuan jamaah dari berbagai daerah. Acara yang digelar sejak selepas salat Isya pada Rabu (3/12) itu dipenuhi lantunan selawat, pengajian akbar, dan doa bersama — termasuk doa untuk korban banjir dan longsor di Aceh dan Sumatra.

Acara inti diisi dengan pengajian umum, di mana jamaah dengan khidmat mendengarkan tausiyah dan tafakur bersama. Suasana malam itu dipenuhi keheningan serta rasa syukur, memperlihatkan antusiasme besar dari masyarakat yang datang untuk mengenang jasa pendiri Sultan Raden Fattah, sekaligus merawat tradisi dan nilai sejarah Kesultanan Demak. 

Peringatan haul kali ini bukan hanya sebatas satu malam — rangkaian acara telah digelar sejak 23 November sampai puncaknya pada 3 Desember 2025, mencakup total 21 kegiatan.

Beberapa di antaranya:

• Pawai “panjang jimat”.

• Khitan massal untuk 225 peserta — seluruh biayanya ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Demak. 

• Silaturahmi PPMA

• Tradisi sakral seperti prosesi pergantian selambu (penutup kain) makam Sultan Raden Fattah dan para Raja Demak — sebuah penghormatan terhadap warisan spiritual dan sejarah.

Acara-acara ini menunjukkan bahwa haul tidak hanya sebagai momentum religius, tapi juga sarana penguatan rasa kebersamaan, sosial, dan pelestarian budaya lokal. 

Dalam sambutannya, Eisti'anah selaku Bupati Demak mengapresiasi kelancaran penyelenggaraan haul tahun ini. Ia menekankan bahwa rangkaian kegiatan haul merupakan bentuk sinergi ulama dan umara, serta komitmen untuk terus melanjutkan perjuangan Sultan Raden Fattah.

Sementara itu, Ketua Takmir Masjid Agung Demak, KH Nur Fauzi menyatakan bahwa haul bukan sekadar upacara rutin tahunan. Menurutnya, haul adalah momentum penting untuk menjaga nilai kesederhanaan, kebijaksanaan, dan kepedulian terhadap kaum dhuafa — nilai-nilai yang diwariskan Sultan Fattah.

Panitia juga telah menyiapkan inovasi untuk haul ke depan, termasuk rencana mengadakan festival santri untuk melibatkan lebih banyak generasi muda dan memperkaya muatan budaya dalam peringatan haul.Haul sebagai Ruang Spiritual, Budaya, dan Solidaritas

Haul Agung Sultan Raden Fattah ke-523 tahun ini menegaskan perannya lebih dari sekadar ritual tahunan — ia menjadi wahana bagi masyarakat untuk menguatkan solidaritas, menjaga warisan sejarah dan budaya, serta memperdalam nilai kebersamaan.

Doa bersama yang juga dipanjatkan untuk korban bencana di luar Jawa menunjukkan rasa empati dan kepedulian terhadap sesama, memperluas makna haul sebagai ajang spiritual sekaligus sosial.

Dengan antusiasme jamaah yang besar, kehadiran tokoh ulama dan pejabat, serta tradisi yang terus dijaga, haul ini berhasil membuktikan bahwa warisan leluhur masih hidup, relevan, dan mampu menyatukan berbagai kalangan lintas generasi serta latar belakang.