Puncak Tradisi Grebeg Besar Demak 1447 H, Penjamasan Pusaka Sunan Kalijaga Jadi Sorotan

Demak – Ribuan warga kembali memadati kompleks Masjid Agung Demak untuk mengikuti puncak tradisi Grebeg Besar tahun 1447 Hijriah. Seperti tahun-tahun sebelumnya, prosesi sakral ini ditandai dengan penjamasan pusaka Sunan Kalijaga, yang menjadi simbol penghormatan sekaligus pelestarian warisan budaya dan spiritual Wali Songo.

Penjamasan Pusaka
Pusaka peninggalan Sunan Kalijaga, berupa tombak dan benda-benda bersejarah lainnya, dibersihkan secara khidmat oleh para abdi dalem dan tokoh agama. Prosesi penjamasan dilakukan dengan penuh tata cara tradisi, menggunakan air bunga dan doa-doa khusus. Bagi masyarakat, ritual ini bukan sekadar perawatan benda pusaka, tetapi juga sarana ngalap berkah dan pengingat akan perjuangan dakwah Sunan Kalijaga.
Sejak pagi, ribuan peziarah dari berbagai daerah sudah berdatangan ke Demak. Mereka rela berdesakan demi menyaksikan langsung prosesi penjamasan pusaka. Suasana religius terasa kental, dengan lantunan shalawat dan doa bersama yang menggema di sekitar masjid.

Selain berziarah, masyarakat juga mengikuti rangkaian acara Grebeg Besar, termasuk pembagian nasi berkat dan kegiatan sosial yang menjadi bagian dari tradisi turun-temurun. Kehadiran pedagang kaki lima turut menambah semarak suasana, sekaligus memberikan dampak ekonomi bagi warga sekitar.
Tradisi Grebeg Besar bukan hanya ritual tahunan, tetapi juga simbol kebersamaan dan penghormatan terhadap nilai-nilai Islam yang dibawa Sunan Kalijaga. Penjamasan pusaka mencerminkan ajaran tentang kesucian, kebersihan, dan penghormatan terhadap sejarah.
Dengan antusiasme masyarakat yang terus terjaga, Grebeg Besar Demak diharapkan tetap lestari sebagai bagian dari identitas budaya Jawa dan warisan spiritual Wali Songo. Pemerintah daerah bersama tokoh agama berkomitmen menjaga agar tradisi ini tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga sarana memperkuat iman, kebersamaan, dan kepedulian sosial.